Annisa

Kontributor

1 hari yang lalu


Merasa Bingung dan Stuck di Usia 20-an? Bisa Jadi Kamu Sedang Mengalami Quarter-Life Crisis

1 hari yang lalu - By Annisa

Ada masa-masa di hidup kita yang bikin kita bertanya: "Sebenernya aku ngapain sih?"

Biasanya momen ini datang dengan tiba-tiba, seringnya setelah lulus kuliah, saat pertama kali bekerja, atau saat ngeliat orang-orang di sekitar kita kayaknya udah tahu mau ke mana, sementara kita masih stuck di tempat.

Kalau kamu pernah atau lagi merasakan hal tersebut, bisa jadi kamu sedang mengalami fase quarter-life crisis, yaitu periode reflektif dan emosional yang umum terjadi di usia awal dewasa.

Kenapa Banyak Orang Merasa "Tersesat" di Usia 20-an?

Karena untuk pertama kalinya, hidup udah nggak ada "template"-nya.

Dari TK sampai kuliah, semua udah ada jalurnya. Tapi setelah itu? Untuk pertama kalinya kamu "bebas". Kamu mau kerja, lanjut kuliah, nikah, resign, pindah kota, mulai usaha, semua sah-sah aja. Tapi kebebasan itu kadang justru yang bikin kita bingung dan panik.

Menurut penelitian, hampir separuh dari anak muda di usia 20-an pernah merasa hidupnya lagi "krisis". Tanda-tandanya? Merasa stuck, merasa hidup seoerti kosong, atau seolah lagi ngejalanin sesuatu yang bukan untuk diri sendiri. Bukan cuma soal karier, tapi bisa juga soal hubungan, jati diri, bahkan makna hidup.

Dan menariknya, cara mengatasi hal ini mirip dengan orang yang tersesat di perjalanan.

Berikut beberapa langkah yang bisa kamu coba untuk keluar dari fase quarter-life crisis:

1. Berhenti melaju di jalan yang salah

Terkadang kita tahu bahwa jalan yang kita jalani sekarang bukan untuk kita, tapi kita tetap dipaksa melanjutkannya, entah karena gengsi, takut orang tua kecewa, atau sekadar udah tanggung. Padahal, justru karena kita takut berhenti, kita malah tersesat semakin jauh.

Berani berhenti bukan berarti gagal. Terkadang, berhenti justru menjadi langkah pertama buat mulai menemukan arah yang tepat.

2. Nggak usah buru-buru buat nyobain semua hal hal sekaligus

Ada fase di mana kita ngerasa harus coba segalanya. Pindah kota, daftar kuliah lagi, ikut pelatihan ini-itu, mulai bisnis kecil, dan lain-lain. Tapi ujung-ujungnya malah bingung sendiri, kecapekan, dan nggak nemu mana yang benar-benar pas.

Kalau kamu lagi di fase itu, mungkin ini saatnya pause sebentar untuk menenangkan diri. Nggak ngapa-ngapain sejenak itu bukan suatu kemunduran, tetapi justru bisa jadi jeda yang penting untuk mendengarkan diri kita sendiri.

3. Temukan "penanda arah" versimu

Bayangin kamu lagi hiking dan tiba-tiba nyasar. Yang kamu cari pertama kali pasti landmark misalnya gunung di kejauhan, sungai, atau pohon tinggi yang bisa jadi titik balik buat kamu. Nah, dalam hidup pun kita perlu penanda arah.

Penanda arah ini bisa berupa:

  • Nilai yang kamu pegang (misalnya: kebebasan, koneksi, kreativitas)
  • Aktivitas yang bikin kamu merasa bermakna
  • Orang-orang yang kamu kagumi atau percayai


Kamu bisa bertanya ke dirimu sendiri "Apa hal yang kalau aku lakukan, aku ngerasa jadi diriku sendiri?"

4. Bikin rencana yang fleksibel

Setelah mulai dapat arah, bikin langkah kecil yang konkret, tapi jangan terlalu kaku. Rencana bukan GPS yang harus diikuti mati-matian. Anggap aja seperti kompas yanng ngasih arah, tapi kamu masih boleh belok-belok dikit selama tetap mengarah ke tujuan.

5. Jujur dan bertanggung jawab sama diri sendiri 

Banyak dari kita stuck bukan karena kurang kesempatan, tapi karena terlalu banyak alasan dan menyalahkan keadaan. Sah-sah aja buat kita memvalidasi perasaan, tapi jangan berhenti di situ ya. Tantang diri kita buat pelan-pelan mengambil alih kendali atas hidup kita sendiri.

Krisis bukanlah akhir dari segalanya. Banyak orang yang bilang kalau quarter-life crisis justru jadi titik balik yang membuka jalan baru yang lebih bermakna bagi mereka.

Kalau kamu lagi di fase ini, nggak apa-apa. Pelan-pelan aja ya. Kamu nggak harus menemukan semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaanmu sekarang.