Annisa

Kontributor

3 hari yang lalu


Productivity Guilt: Ketika Istirahat Bikin Kamu Merasa Bersalah

3 hari yang lalu - By Annisa

Pernah merasa bersalah saat lagi istirahat, padahal sebenarnya kamu butuh waktu jeda sejenak? Rasa bersalah ini sering disebut dengan productivity guilt, yaitu perasaan nggak nyaman karena merasa harus terus produktif. Masalahnya, kita hidup di tengah budaya yang seolah-olah meromantisasi kesibukan. Istirahat dianggap malas, dan waktu kosong terasa sia-sia.

Dalam psikologi, ada istilah achievement identity fusion. Fenomena ini terjadi saat identitas diri kita terlalu melekat pada pencapaian. Akibatnya, saat nggak ngapa-ngapain, kita merasa seperti kehilangan arah. Padahal kita hanyalah istirahat, bukan berhenti menjadi orang yang bernilai.

Media sosial turut memperkuat pola pikir ini. Setiap kali kita scroll konten yang mempertontonkan hustle culture, seperti orang-orang yang bangun pagi, kerja terus, dan posting hasil kerja mereka, otak kita secara nggak sadar melakukan achievement calibration. Artinya, standar kita tentang "cukup produktif" ikut berubah. Yang tadinya udah puas mengerjakan dua hal dalam sehari, sekarang rasanya kurang karena lihat orang lain bisa mengerjakan lima.

Studi dari UCLA bahkan menunjukkan bahwa hanya 15 menit melihat konten produktivitas bisa meningkatkan kadar stres (kortisol) sampai 37%, menurunkan kepuasan diri, dan bikin kita merasa waktu terus habis ketika kenyataannya nggak seburuk itu.

Akhirnya kita terjebak dalam siklus kerja-capek-istirahat sebentar-merasa bersalah-kerja lagi. Padahal, istirahat merupakan hal yang penting. Tubuh dan pikiran kita didesain untuk membutuhkan jeda. Tapi karena kita terbiasa mengukur nilai diri dari apa yang dihasilkan, jadi susah banget buat benar-benar berhenti tanpa merasa gagal.

Kabar baiknya, kita bisa mulai mengubah pola ini. Pertama, kita perlu menyadari dulu kalau istirahat bukan kelemahan. Nggak ngapa-ngapain kadang justru jadi momen recharge kita dibutuhkan. Kedua, coba lebih bijak dengan konten yang dikonsumsi. Kurangi paparan konten hustle, dan isi timeline dengan hal-hal yang lebih seimbang.

Yang paling penting: kamu tetap berharga meski nggak produktif di setiap waktu. Ingat ya bahwa nilai diri nggak ditentukan dari seberapa sibuk kamu hari ini!