Annisa

Kontributor

4 hari yang lalu


Ketika Pelukan Orang Tua Menjadi Kunci Bahagiamu Sekarang

4 hari yang lalu - By Annisa

Pernahkah kamu merasa seperti ada lubang kecil yang tak terlihat dan terus-menerus kamu rasakan? Entah itu dalam bentuk overthinking, merasa mudah cemas, atau sulit sekali merasa cukup dan disayang. Bisa jadi, itu bukan karena kamu lemah. Bisa jadi, itu jejak dari hal yang tak terlihat ketika kamu kecil: kurangnya afeksi dari orang tua.

Bagi sebagian dari kita, berbicara soal hubungan dengan orang tua itu sensitif. Ada yang merasa dekat dan penuh dukungan, tapi tidak sedikit juga yang merasa jauh, dingin, atau bahkan sering dapat kritikan. Tetapi, penting banget buat tahu bahwa pelukan hangat, kata-kata lembut, atau sekadar sentuhan penuh kasih waktu kecil ternyata berdampak jauh sampai kita dewasa. Penelitian menunjukkan, anak-anak yang dibesarkan dengan kehangatan dan afeksi dari orang tua cenderung tumbuh jadi orang dewasa yang lebih bahagia, lebih percaya diri, dan lebih tahan banting secara emosional.

Sebaliknya, kurangnya afeksi dapat membuat kita tumbuh menjadi pribadi yang gampang cemas, sulit percaya orang lain, atau merasa harus selalu jadi yang "sempurna" agar dapat diterima. Misalnya, kamu terus-menerus merasa harus punya pencapaian supaya dianggap berharga. Atau kamu kurang nyaman ketika menerima pujian karena bahkan dalam hati kamu sendiri, kamu belum yakin kamu pantas. Hal-hal seperti ini kerap kali mempunyai akar dari pengalaman emosional kita di masa kecil.

Tetapi tenang, ini bukan tentang menyalahkan orang tua. Banyak dari mereka juga tumbuh dalam situasi yang serba sulit dan tidak pernah diajarkan cara mengekspresikan kasih sayang. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita bisa sadar, menerima, dan mulai menyembuhkan bagian dari diri kita yang memerlukan kasih sayang. Bahkan hal sederhana yang dilakukan dengan seperti merangkul teman, memeluk diri sendiri, atau mengapresiasi orang lain bisa menjadi awal dari proses penyembuhan.

Faktanya, pelukan, sentuhan, dan kata-kata hangat bukan hanya membuat nyaman sesaat. Mereka bisa mengaktifkan hormon seperti oksitosin yang dapat membuat kita merasa aman dan terkoneksi. Tidak heran heran apabila anak-anak yang sering dipeluk dan disentuh dengan penuh kasih tumbuh menjadi pribadi yang lebih hangat dan mempunyai empati tinggi. Dan berita baiknya, kamu tetap bisa merasakan efek positif ini, bahkan kalau kamu baru memulai sekarang.

Jadi, kalau belakangan kamu sering merasa hampa atau tidak yakin dengan diri sendiri, mungkin itu bukan karena kamu yang terlalu sensitif, tapi karena ada kebutuhan emosional yang dulu tidak terpenuhi. Kabar baiknya adalah sekarang kamu bisa mulai belajar memberikan itu ke diri sendiri. Nggak harus langsung besar. Bisa dimulai dari hal sederhana: belajar memeluk diri sendiri saat sedang lelah, atau mulai membiasakan diri menunjukkan afeksi ke orang-orang terdekat. Karena bentuk kasih sayang yang mungkin dulu kurang, bisa kamu rawat kembali secara pelan-pelan dan dari kamu sendiri.