Distorsi Kognitif: Ini 4 Cara Otak Menipu Kamu!
9 jam yang lalu - By Annisa
Pernah nggak sih mengalami momen di mana satu kejadian bikin kamu langsung overthinking? Misalnya, gagal wawancara kerja membuat kamu berpikir kalau nggak akan pernah dapat kerjaan bagus, atau gara-gara satu kesalahan kecil saat presentasi, kamu yakin semua orang mikir kamu bodoh. Kalau iya, mungkin kamu mengalami distorsi kognitif, yaitu pola pikir keliru yang membuat kita melihat sesuatu lebih negatif dari kenyataannya.
Bentuk Distorsi Kognitif yang Paling Sering Terjadi
Ada beberapa bentuk distorsi kognitif. Salah satunya adalah overgeneralization, di mana satu pengalaman buruk bikin kamu langsung yakin semuanya akan berakhir sama. Misalnya, ditolak satu perusahaan langsung membuat kamu merasa nggak akan pernah dapat kerja. Padahal, satu kegagalan nggak menentukan seluruh hidupmu.
Lalu, ada mental filters, di mana kita hanya fokus ke bagian buruk dan mengabaikan hal-hal baik. Misalnya, kamu habis presentasi dengan lancar, tetapi malah terus kepikiran satu kesalahan kecil yang kamu lakukan di tengah presentasi.
Distorsi lain yang sering terjadi adalah discounting the positive, di mana kita menyepelekan pencapaian sendiri. Dapat nilai bagus? Ah, cuma hoki. Dipuji soal outfit? Ah, orangnya cuma basa-basi aja. Tanpa sadar, kita bikin diri sendiri sulit merasa bangga dan terus mencari alasan buat nggak mengakui hal baik yang terjadi.
Yang terakhir, ada magnification, alias membesar-besarkan masalah. Salah ngomong sedikit rasanya kayak aib seumur hidup, padahal orang lain mungkin nggak terlalu peduli karena mereka juga sibuk dengan hidupnya sendiri.
Terus gimana cara menghadapinya?
Kalau sering mengalami distorsi kognitif seperti overgeneralisasi, misalnya, "Aku gagal di wawancara kerja ini, berarti aku nggak akan pernah dapat kerjaan bagus," coba mulai sadari bahwa pikiran kita nggak selalu mencerminkan realita yang ada. Langkah pertama adalah mengidentifikasi pikiran yang bikin kita cemas atau sedih, lalu tanyakan ke diri sendiri: "Bener nggak sih ini seburuk yang aku bayangkan?" Coba cari sudut pandang lain, yang mana mungkin saja kamu kurang cocok dengan posisi itu, bukan berarti kamu nggak kompeten.
Kamu bisa juga melakukan cost-benefit analysis: Apakah pola pikir ini membantumu atau malah bikin kamu makin terpuruk? Ganti kata-kata absolut seperti "selalu" dan "tidak pernah" dengan yang lebih realistis, misalnya "Kadang aku gagal, tapi bukan berarti aku nggak bisa sukses." Terakhir, cari bukti nyata. Benarkah nggak ada satu pun hal yang berhasil kamu lakukan? Dengan mulai menantang cara berpikir yang keliru, kita bisa lebih objektif dan nggak membiarkan pikiran negatif mengontrol hidup kita.
Dengan mulai menyadari pola pikir yang keliru dan menggantinya dengan sudut pandang yang lebih realistis, kita bisa mengurangi beban mental yang sebenarnya nggak perlu. Hidup nggak sesuram yang dipikirkan oleh otak kita saat sedang overthinking. Jadi, yuk belajar mengenali distorsi kognitif dan mulai kasih ruang buat pikiran yang lebih jernih dan penuh kemungkinan baik!