Pernah nggak sih kamu merasa cemas terus-terusan? Bukan cuma karena ujian atau presentasi, tapi lebih dari itu, kayak ada beban yang nggak jelas kenapa, dan bikin kamu kesulitan menjalani hari-hari biasa? Nah, kalau kamu mulai merasa hal ini berlebihan dan terus menghantui, bisa jadi kamu sedang berhadapan dengan gangguan kecemasan.

Rasa cemas sebenarnya hal wajar kok cemas sebelum ujian, kencan pertama, atau mulai kerja baru. Tapi kalau rasa itu jadi nggak terkontrol sampai mengganggu aktivitas harianmu, ini bisa jadi pertanda gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Menurut DSM-5 (buku panduan psikologis), gangguan kecemasan mencakup fobia, PTSD, sampai generalized anxiety disorder (GAD). Pernah nggak kamu merasa jantung berdebar kencang, berkeringat, dan pikiran selalu negatif? Itu semua adalah tanda-tandanya.

Yang menarik, menurut WHO, gangguan kecemasan adalah salah satu penyebab disabilitas terbesar di dunia. Apalagi setelah pandemi, angka kecemasan meningkat drastis, termasuk di Indonesia. Survei menunjukkan 5 dari 10 orang Indonesia mengalami kecemasan. Serem kan? Tapi tahu nggak? Otak kita sebenarnya punya kemampuan luar biasa buat beradaptasi atau yang dikenal dengan neuroplasticity. Artinya, kita bisa melatih otak agar lebih tangguh menghadapi stres, salah satunya dengan metode kognitif seperti dual n-back training. Menarik, kan?

Jadi, yuk mulai sadar tentang kesehatan mental kita! Kalau kamu merasa kecemasan ini udah terlalu berat, jangan ragu untuk cari bantuan profesional. Banyak layanan konseling yang bisa diakses, bahkan secara online. Ingat, nggak perlu malu atau merasa lemah. Setiap orang punya respons berbeda terhadap stres, dan nggak ada yang salah dengan meminta bantuan. Stay safe, dan selalu jaga kesehatan mentalmu ya!